Friday, 12 December 2014

Preprocessor Directive di C++

Dalam C++ kita dapat memasukkan berbagai macam perintah kekompiler melalui preprocessor

Preprocessor Directive
directive, yaitu perintah yang diawali dengan tanda pound (#).
Meskipun perintah ini biasanya terdapat diawal program akan tetapi kita juga bisa memasukkan dimanapun didalam kode program sesuai dengan kebutuhan dari program yang dibuat.

Perlu diperhatikan bahwa sebuah perintah yang menggunakan preprocessor directive harus diletakkan dalam satu baris tersendiri.



Beberapa directive yang terdapat pada  C++ adalah sebagai berikut :
#include ,  #define,  #pragma,  #error, #if,  #elif,  #else,  #endif,  #ifdef,  #undef,  #line.
#include digunakan untuk memasukkan file header kedalam kode program yang kita tuliskan.
Misalnya kita memasukkan file header iostream dan stdlib maka kita akan menuliskannya seperti berikut :
#include <iostream.h>
#include <stdlib.h>

1. Fungsi directive #define
Fungsi dari directive #define adalah menggantikan identifier tersebut dengan sebuah nilai yang didefinisikan dibelakangnya.
Sebagai contoh :
Kita ingin mendefinisikan sebuah identifier dengan nama test yang diikuti dengan nilai =10, maka kita akan menuliskannya seperti berikut:
#define test 10
Perintah tersebut menyebabkan setiap terdapat string test dikode program akan digantikan dengan nilai 10

2. Directive #if
Bertujuan untuk melakukan suatu pemilihan, setiap pemilihan dengan #if selalu diakhiri dengan #endif
Bentuk umum penggunaannya :
#If kondisi
Statemen-statemen yang dilakukan
#endif

3. Directive #ifdef
Berfungsi untuk melakukan pengecekan sebuah identifier , apakah identifier tersebut sudah didefinisikan atau belum.
#include <iostream.h>
#define  x 200
int main()
{
#ifdef x
    cout<<"x telah didefinisikan"<<endl;
#else
    cout<<"X belum didefinisikan"<<endl;
#endif
    return 0;
}

4. Directive #ifndef
Merupakan kebalikan dari dari #ifdef,  yaitu bertujua untuk melakukan pengecekan.
#include <iostream.h>
int main()
{
#ifndef x;
cout<<" x belum didefinisikan "<<endl;
#else
cout<<"X telah didefinisikan"<<endl;
#endif
return 0;
}

5. Directive #undef
Berguna untuk menghapus makro/nilai identifier yang telah didefinisikan sebelumnya. Ini berguna jika kita melakukan perubahan nilai dari makro tersebut. Directive ini merupakan kebalikan dari directive #define.

6. Directive #error
Digunakan untuk menghentikan proses kompilasi dan selanjutnya menampilkan pesan kesalahan. Biasanya  penggunaan directive ini berhubungan dengan directive #if.

3 comments:

  1. maff gan yang kalimat ini keliru atau ketinggalan ??
    Kita ingin mendefinisikan sebuah identifier dengan nama test yang diikuti dengan nilai =10, maka kita akan menuliskannya seperti berikut:

    Seperti berikut yang mana sih ???

    ReplyDelete
  2. sudah di perbaiki kk Thanks inponya..

    ReplyDelete

Total Pageviews